Riwayat Langkah yang Disembunyikan


Langit pagi ini tengah tertawa, nampak berseri sedang seseorang di bawahnya tengah berupaya membatinkan langkah kakinya dengan kecut. Hawa di seputarnya begitu gelap, pekat, sehingga ia tak perlu bersusah payah menguras tenaga di balik jubah yang ia kenakan. Matanya tak berkedip, ia kelewat gamang jika di depan sana ia tersesat dalam kemuraman napasnya tanpa ada sirkulasi waktu. Menyedihkan! Ia hidup dalam ketakutan hingga akhirnya selalu menakut-nakuti kehidupan orang lain. 

Walau semestanya adalah kegelapan dan kemuraman, tak ada satu pun mata yang dapat menilik akan hal itu, hanya Langit satu-satunya yang tak akan pernah bisa ia perdaya. Betapa malang orang-orang itu, mereka terperesok, terjerat dalam jeratannya, tak ada jalan keluar sebab hanya Langit yang tahu. 

Sebenarnya tak begitu pelik untuk keluar dari jeratanya. Orang-orang itu, mereka hanya perlu kembali masuk ke dalam napas mereka, bercakap bersama diri mereka, bersenang-senang bersama diri mereka, dan mencintai diri mereka. Tak begitu pelik, memang, ya, tak begitu pelik, tapi ia mendapat Ilham di dalam kepalanya. Ia dapat memperdaya kelapangan menjadi kelaparan, ia bahkan masuk tuk menjadi pemeran utama dalam kehidupan orang-orang itu. 

Tak semestinya ia menjadi pemeran utama dalam kehidupan mereka, sebab setiap insan adalah pemeran utama dalam kehidupan mereka. Dan jika posisi itu telah hilang dari tangan mereka, tak akan ada lagi kontrol dalam setiap denyut mereka. Perlahan-lahan tapi pasti mereka akan lupa akan napas mereka. Mereka hanya diperdaya olehnya, sehingga mereka hanya melangkah di laluan yang telah ia persiapkan. Melangkah, melintas, sembari menabur benih hingga laluan itu menjadi taburan bunga untuknya. Hanya untuknya seorang. 

Segalanya menyedihkan. Seharusnya tak pantas aku menaruh rasa pilu atasnya, tapi segalanya terlampau miris untuk disaksikan. Bunga-bunga itu tak akan pernah memberikan nilai apa pun dalam napasnya. Ia pun tak ada bedanya dengan orang-orang yang ia perdaya. Sebab ia hidup dan terperdaya oleh kemuraman dan kegelapan yang menemaninya. 

Langkah kaki yang ia sembunyikan memang tersembunyi, namun itu terabadikan dalam keabadian langit. Dan siapa pun dapat melihat itu jika saja mereka mau sedikit menengok pada Langit. Langit tak akan menyembunyikan apa pun dari siapa pun yang menggenggam ketulusan di ke dua tangannya. Lihatlah pada Langit dan kau akan tahu kesedihan dan ketakutan apa yang ia sembunyikan di setiap langkah kakinya. 



0 Comments