Aku adalah segala hal yang aku sukai dan aku pun adalah segala hal yang tak aku sukai.
Mari berkenalan, aku adalah genre musik favoritku, aku pun adalah lagu-lagu favoritku. Aku adalah Silent Cry, aku adalah The View, aku adalah Miroh dan yah, masih banyak aku yang lain yang tak perlu aku tuangkan seluruhnya ke dalam piring tulisan ini. Apa kau tertarik untuk mengetahui aku yang lain yang belum sempat aku tuangkan itu? Jika ya, kemarilah, mari kita bersalaman dan duduk bersama sejenak tak membicarakan basa basi.
Aku adalah teman-temanku. Aku adalah buku-bukuku, Kitchen, The Alchemist, juga The Miracles of the Namiya General Store. Aku adalah catatan dalam diaryku. Pada dasarnya, aku telah membelah diriku untuk semua yang berotasi pada diriku. Aku adalah potongan-potongan yang tersebar pada setiap pilihan yang aku ambil. Dan aku adalah semesta hidupku.
Beberapa orang di luar bertanya tentang bagaimana dengan identitas darah, sebab bagi mereka darah memiliki autentikasi, darah punya keistimewaan. Hmm, begini, terlepas dari keautentikasinya juga keistimewaannya, darah hanyalah darah. Darah hadir untuk kehidupan tidak untuk menjadi siapa diriku. Tak hanya itu, saat darah mulai mengairi tiap saraf tubuh dan membuka mata yang tertutup, di situ munculah pilihan, apakah kau ingin tetap hidup dengan autentikasi dan keistimewaan yang disediakan oleh darah ataukah kau meninggalkan dua hal itu.