Ichadiass
Ichadiass
  • Home
  • Goresan Sebelah Mata
  • Jejak Cupid
  • Kilas Balik dalam Langkah
  • Sitemap
  • Contact Us

Sekolah alam di Tli'u oleh komunitas NTT Peduli Cerdas 

Kalimat itu telah kehilangan napasnya, namun satu tetes darah menetes masuk di dalam raga kalimat itu. 


Apakah satu tetes darah cukup untuk membangkitkan raga yang telah mati? Padahal raga yang telah mati sejatinya masih memiliki darah yang bergejolak mencari oksigen. Hanya karena satu tetes darah  jatuh dari raga yang hidup, itu tak serta merta akan memberi hidup pula. Raga mati sebab ketiadaan napas, bukan darah. 


Raga kalimat itu, walau telah gugur, ia  masih memiliki berjuta sel darah yang merindu pada oksigen, namun apa daya, satu tetes darah tak cukup jika bukan datang dari tetesan darah Tuhan. Tuhan adalah segalanya. Segala sesuatu untuk segala yang tunggal dan jamak . Yang nampak dan tak nampak. Tuhan satu untuk berjuta napas dan darah. Dan Tuhan ada untuk segala ketiadaan. 


Tuhan adalah kunci segala jalan. Kunci segala raga yang kehilangan darah dan napas. Tuhan adalah setiap kalimat yang hidup, pun kalimat yang memberi hidup. Sebab itu, bagiku tak ada jalan lain selain melihat pada Tuhan. 


Satu tetes darah boleh saja merayu pada kehidupan yang layu. Boleh saja satu tetes darah menyalakan lampu harapan. Pun boleh saja berlagak layaknya pemberi kehidupan. Namun, ia tak bisa berkelak ketika Tuhan bersabda di atas nama takdir. Darah hanyalah darah. Ia menyokong hidup namun tak mendatangkan kehidupan. Ia bukan asal mula kehidupan, sebab hanya Tuhan satu-satunya pemilik awal dan akhir. 


Lantas, siapa dirimu yang berlagak memberi harapan selayak kau adalah  sumber harapan? Siapa dirimu yang menebar janji selayak kau pemilik catatan takdir kehidupan?


Jangan menutup mata. Kita boleh saja berencana, merancang setiap jalan kehidupan, membuka tangan untuk peminta yang berkeringat. Namun, jangan angkuh hingga lupa siapa dirimu. Kita berencana sedang Tuhan tertawa melihat keangkuhan rencana yang kita bangun. Kita boleh berlari membangun segala rencana, namun jangan lupakan Tuhan, sebab Ia pemilik gravitasi kehidupan.

 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • Harapan di Taman Bunga
  • Untukmu, Berhentilah...
  • Reminisensi
  • Riwayat Manis; Ia dan Rembulan
  • Sebelum Semuanya Terlambat

Categories

  • Goresan Sebelah Mata
  • Jejak Cupid
  • Kilas Balik dalam Langkah
  • Puisi
Diberdayakan oleh Blogger

Laporkan Penyalahgunaan

Search This Blog

Blog Archive

  • Maret 2025 (1)
  • Februari 2025 (1)
  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Oktober 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (1)
  • Juli 2023 (1)
  • Juni 2023 (1)
  • Mei 2023 (1)
  • April 2023 (1)
  • Maret 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • Oktober 2022 (1)
  • September 2022 (2)
  • Agustus 2022 (2)
  • Juli 2022 (1)
  • Juni 2022 (3)
  • April 2022 (1)
  • Maret 2022 (1)
  • Februari 2022 (2)
  • Januari 2022 (1)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (1)
  • September 2021 (3)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (5)
  • Juni 2021 (5)
  • Mei 2021 (2)

Social Plugin

Home Contact Us About Us Privacy Policy

Tentang Saya

Foto saya
Bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang awam dalam banyak hal. Tidak sedang mengajari siapa-siapa. Hanya menumpahkan apa yang tak sempat diceritakan
Lihat profil lengkapku

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Translate

Copyright © Ichadiass. Designed by OddThemes