Warna dunia, kami melihatnya sebagai suatu teka-teki yang kehilangan jawaban. Kami, berjalan di atas dunia dengan kaki-kaki yang tersesat. Tak ada pertanyaan dan jawaban yang mengiringi langkah kami. Kami hanyalah langkah yang tersesat dan kehilangan jawaban.
Warna-warna yang nampak dan dikenal hanyalah kasih Semesta atas wujudnya. Ia indah. Tak lebih. Kamilah yang melebihkan segalanya, padahal hakikat dari warna telah lama hilang terbawa arus waktu.
Sebenarnya, tak sulit. Kami tahu bahwa jawaban itu dibawa oleh waktu, dan bisa saja ia disembunyikan di balik serat-serat pohon yang hampir lapuk, atau di balik bilik tembok-tembok gagah yang membosankan mata. Sekarang hanya tinggal usaha yang akan menjadi peta. Namun, di balik serat-serat pohon, juga bilik tembok-tembok, mungkinkah tak tersentuh oleh tipuan manipulatif? Sebab, di masa kini, hidup adalah tipuan. Segalanya adalah tipuan, bahkan kau dan jiwamu, aku dan jiwaku, juga semua orang di luar sana bersama jiwa mereka, hidup saling menipu satu sama lain. Tubuh dan jiwa telah saling menipu, tak ada lagi yang sanggup untuk saling percaya. Tinggal menunggu, hingga tiba waktunya Langit menipu dunia.
Salam άγνοιαp